|
Foto: beechtreehouse.com |
Siapa tertarik memasukkan si kecil ke preschool? Banyak yang setuju namun sebagian lagi tidak setuju dengan berbagai alasan misalnya terlalu dini, tempat jauh, atau alasan biaya. Meskipun masih pro dan kontra, pada prinsipnya penting melakukan stimulasi pada anak baik itu di rumah, maupun di sekolah pada masa keemasan balita (golden age) yaitu 0-5 tahun. Saya pernah menyekolahkan Sera di Tumble Tots Preschool Bintaro Pada tahun 2013.
Usia Sera saat itu 18 bulan sampai sekitar 30 bulan. Awalnya saya pengin dia sosialisasi, soalnya waktu itu Sera ngga punya teman sebaya. Lalu alasan berikutnya, sebagai lulusan Psikologi saya pernah belajar tentang pentingnya berikan stimulasi pada masa-masa golden age. Walaupun di rumah saya berusaha berikan permainan variatif namun ada kalanya saya lihat Sera bosan. Mungkin dia perlu suasana belajar baru. Dan alasan paling terakhir, jujur nih, biar bisa keluar rumah menghilangkan jenuh rutinitas emak-emak. He-he-he.
Kenapa Tumble Tots?
Setelah survei sana sini, pilihan jatuh ke Tumble Tots. Preschool franchise asal Inggris ini dibawa ke Indonesia oleh Novita Tandry seorang Psikolog dan pemerhati pendidikan anak. Kiprah Novita Tandry bisa disimak
disini. Saya tertarik program di Tumble Tots karena untuk anak usia 18 bulan lebih banyak menstimulasi motorik, sekitar 70 persen dari seluruh aktivitas. Sisanya sosialisasi dan fun games.
Motorik kasar misalnya melompat, berjalan, merangkak, memanjat, berguling, dan lain-lain perlu dilatih untuk merangsang perkembangan tahap berikutnya. Contoh, merangkak melatih otot tangan untuk kemampuan menulis. Selain itu, anak yang terlatih motoriknya akan mudah mengembangkan kepercayaan dirinya.
Kemudian, stimulasi di Tumble Tots adalah bahasa. Dengan bahasa pengantar dominan bahasa Inggris, Tumble Tots mengajarkan anak dua bahasa sekaligus yaitu Inggris dan Indonesia. Perlu diketahui bahwa ini bersifat stimulasi artinya tidak memaksa anak harus menjawab atau bisa bahasa Inggris. Pengajar masih menggunakan bahasa Indonesia pada saat-saat memberikan instruksi dan pendekatan ke tiap anak.
Belajar apa di Tumble Tots?
Banyak. Ada nyanyi, senam, permainan, dan lain-lain. Setiap kali pertemuan memakan waktu sekitar 1 jam dibagi menjadi beberapa sesi:
1. Opening
Anak ditemani pendamping (orangtua atau pengasuh) juga para pengajar dengan sebutan Aunty dan Uncle berkumpul membentuk lingkaran. Pengajar menyapa dan tanya kabar anak satu persatu, "How are you today?" Dijawab dengan mengacungkan jempol seraya berkata, "Fine." Setelah semua selesai lalu berdiri masuk ke sesi circle time.
2. Circle Time
Circle time tujuannya pemanasan awal dari seluruh aktivitas yang akan dilakukan. Kegiatan circle time diantaranya bernyanyi dengan gerakan. Semua diminta berdiri, Aunty/Uncle memandu lagu dan mencontohkan gerakan. Misalnya lagu 'Baa Baa Black Sheep'. Suasana mulai mencair saat Aunty meminta lagu diputar dengan menyebut kode pada operator, "Music please Aunty..." Lalu dilanjutkan dengan satu lagu berikutnya. Setelah itu Aunty mengajak anak-anak bernyanyi dalam bahasa Indonesia misalnya lihat kebunku. Saat bernyanyi anak diajak ikut serta dengan berkeliling, lompat, dikelitik, dan lain-lain. Suasana jadi gaduh, penuh tawa dan ceria.
3. Station to Station
Kondisi anak sudah mulai panas, saatnya anak-anak bermain station to station. Anak diajak melakukan kegiatan semacam senam pada tiga station secara berturut-turut yaitu area merangkak (crawling station), keseimbangan (balancing station) dan memanjat (climbing station). Masing-masing menghabiskan waktu kurang lebih 8 menit tergantung banyaknya anak. Di tiap station terdapat alat pendukung seperti lorong merangkak, papan kayu keseimbangan, roll dari busa besar, tangga kayu, dan lain sebagainya.
Semua berbaris membentuk kereta-keretaan berjalan iring-iringan menuju station. Aunty/Uncle mencontohkan dulu pada boneka Baby Jenny yang melewati alat bantu dengan merangkak, lalu roll depan, dan lompat. Setelah itu, Aunty/Uncle memandu anak satu persatu melewati alat bantu station seperti yang dicontohkan Baby Jenny.
|
Foto: www.scotsman.com |
4. Fun games
Setelah semua kebagian giliran dalam station, Aunty/Uncle memanggil anak-anak berkumpul lagi di tengah. Kali ini Aunty/Uncle mempersiapkan permainan misal melempar stik ke dalam papan berlubang. Tapi anak harus melewati arena papan keseimbangan, lompat, baru memasukkan stik. Setiap kali anak meminta stik pada Aunty/Uncle harus menyebut kata, "Please Aunty/Uncle." Setelah diberikan si anak balas, "Thank you Aunty/Uncle." Hal ini membiasakan anak etika minta tolong dan berterima kasih.
5. Closing
Sebelum mengakhiri aktivitas, anak diajak bernyanyi lagi. Dan mengucapkan salam perpisahan.
6. Sticker Time
Setelah salam perpisahan, ini paling dinanti anak-anak Tumble Tots. Sticker Time. Anak-anak diminta berbaris seperti kereta mengikuti Aunty/Uncle untuk mendapatkan stiker. Stiker tidak diberikan begitu saja, tapi Aunty/Uncle mengajak anak berhitung 1-10 dalam bahasa Inggris sambil menempel-nempelkan stiker di dahi, pipi, hidung, dll. Terakhir stiker tersebut ditempelkan di anggota badan atau baju terserah si anak. Lucu sekali. Ada yang ditempel di pipi, dagu, atau baju. Setelah selesai, anak berpelukan dengan Aunty lalu pulang.
All over, Sera suka sama aktivitas di Tumble Tots. Alhamdulillah, Sera dapat teman baru, terus lebih luwes gerakannya. Nambah kosa kata dan lagu bahasa Inggris. Tapi Kendala juga ada sih, misalnya Sera nempel banget sama mamehnya pas disapa sama Aunty langsung nangis kenceng. Atau kadang mood nya lagi males gitu suka ngga mau ikutan main. Kalau sudah begitu saya ngga pernah maksa harus ikut.
Selain kegiatan rutin, di Tumble Tots ada juga kegiatan outing ke luar per tiga bulan sekali. Waktu itu Sera pernah ikut ke Phinisi Edutainment Park di Blok M.
Berapa biayanya?
Pertama kali masuk, tahun 2013 biaya masuk 1.500.000 termasuk tas dan kaos Tumble Tots. Kemudian perbulannya bayar 400.000 untuk 4 kali pertemuan dalam satu bulan dan 500.000 untuk 8 kali pertemuan. Kita bebas pilih mau ikut berapa kali pertemuan. Oh iya, tahun lalu harga naik 50 ribu per bulan. Untuk tahun 2015 bisa jadi naik lagi.
Masuk program preschool atau tidak semua kembali pada pilihan masing-masing orang tua. Tentu semua telah dipertimbangkan masak-masak dari semua aspek. Banyak pilihan preschool, sesuaikan dengan kebutuhan anak. Perhatikan juga faktor kesiapan anak, kalau anak masih belum bisa adaptasi dengan lingkungan baru sebaiknya tidak usah dimasukkan preschool. Nah, kalau belum memungkinkan, kita bisa adaptasi kegiatan preschool untuk diterapkan di rumah. Banyak inspirasi kegiatan bisa kita cari di google, buku dan majalah aktivitas anak.
Di bawah ini foto-foto Sera saat di Tumble Tots tahun 2014.
|
Menunggu instruksi Uncle. |
|
Sera di climbing station. |
|
Memasukkan stik ke papan berlubang. |
|
Horee.. Sera dapat stiker. |
Related