Di Bandung, ada tempat main anak yang asyik dan sedang banyak peminatnya yaitu Rumah Bermain Jejakecil. Kegiatan main di Jejakecil diperuntukkan bagi si kecil usia 2-6 tahun yang didampingi Kakak-kakak. Bernyanyi, bermain, menempel, mewarnai jadi beberapa kegiatan yang dilakukan di Jejakecil. Berlokasi di kawasan Dago Utara, Jejakecil jadi salah satu alternatif kegiatan positif melatih perkembangan sensorimotor dan sosialisasi anak usia dini.
Rumah Bermain Jejakecil memberi tema khusus setiap pertemuan. Contohnya tema liburan, keluarga, hewan, dan lain-lain. Tema ini yang dijadikan acuan keseluruhan permainan-permainan yang dilakukan anak-anak. Seperti misalnya pada saat Sera ikut, temanya adalah "Cita-cita."
Kemudian dilihat dari tempat Rumah Bermain Jejakecil bentuknya menyerupai rumah vintage dengan area halaman belakang cukup luas untuk anak berlarian. Jangan bayangkan tempat yang rapi dan teratur ya. Namanya juga tempat main anak-anak, sekeliling banyak karya anak yang terpajang, dinding yang digambar, dan lukisan hasil karya anak-anak. Full of karya seni pokoknya.
Cara bergabung di Rumah Bermain Jejakecil
Sebelum bergabung, anak harus didaftarkan dulu melalui nomor kontak Jejakecil. Setiap sesi pertemuan peserta dibatasi hanya sampai 15 anak. Peminatnya cukup banyak, kadang bisa sampai tidak kebagian tempat. Tapi kalau tidak kebagian bisa ikut di pertemuan selanjutnya pada waktu dan hari yang berbeda.
Kemudian setelah mendaftar sesuai hari yang diinginkan lalu melakukan transfer biaya main sebesar Rp.85.000,00. Setelah ada konfirmasi dari Jejakecil, baru kita terdaftar menjadi peserta.Enaknya di Jejakecil yaitu tidak ada aturan mengikat, seperti harus jadi anggota atau peserta tetap. Anak dibebaskan mengikuti permainan per-pertemuan. Ini lebih menguntungkan buat orangtua yang masih coba-coba, atau yang mau ikut sesekali saja. Apalagi buat peserta dari luar kota, misalnya saya yang pada saat itu bisa ikut karena sedang liburan di Bandung.
Main apa saja di Jejakecil?
Permainan di Jejakecil bervariasi, tapi pada intinya mengajak anak bermain melibatkan semua indera sensoris; penciuman, pendengaran, visual, sentuhan, motorik kasar dan juga sosialisasi.
Berikut ini urutan permainan selama Sera mengikuti kegiatan bermain di Jejakecil.
- Setelah orangtua mengisi presensi kehadiran lalu anak diberi papan nama. Sambil menunggu permainan dimulai, anak bisa bermain bak pasir atau duduk-duduk di sekitar halaman belakang.
- Permainan pun dimulai pada pukul 9 pagi, ada kakak pemandu yang mengumpulkan anak-anak di halaman belakang, tenang saja para orangtua diperbolehkan bergabung dengan anak juga kok. Kemudian kakak-kakak Jejakecil mengawali dengan sapaan hangat pada tiap anak lalu mengajak bernyanyi dengan diikuti gerakan.
- Saya perhatikan saat anak-anak mengikuti permainan, tingkat kesiapan mereka macam-macam. Ada yang nangis, ada juga yang maunya nempel melulu sama ayahnya, ada yang malu-malu, bahkan ada yang aktif cerita ini dan itu saat kakaknya lagi menerangkan permainan. Lucu-lucu deh. Kalau Sera sih masih tahap observasi, dia ngga mau ditanya sama kakaknya dan dia cuma liatin aja sambil pasang muka jutek. Hahaha, biarin aja lah dia mah anaknya emang gitu sih.
- Kemudian anak-anak dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing dibimbing seorang kakak masuk ke pos-pos yang tersebar di sekitar Jejakecil. Kegiatan di pos pada waktu Sera ikut tersebut diantaranya menggambar, menempel, dan memasukkan koin ke keranjang.
- Setelah itu anak-anak kembali dikumpulkan di halaman belakang untuk mendengarkan cerita lalu terakhir membuat prakarya.
My thoughts about Main di Jejakecil
Saya tahu Jejakecil awalnya pada saat pulang ke Bandung Maret lalu. Sahabat saya, Citra, ngajak ketemuan sambil playdate di Jejakecil. Sudah beberapa kali Citra dan putrinya Mika main di Jejakecil. Katanya di sini lebih bebas, tidak terikat, jadi kita bisa datang kapan saja. Wah, pas banget kebetulan buat saya yang nggak tiap bulan pulang ke Bandung. Lagi pula saya belum pernah ajak Sera main yang berbasis kegiatan komunitas di Bandung. Nah sekarang mari coba sesuatu yang beda.
Reaksi Mika dan Sera beda banget selama ikut Jejakecil. Kalau Mika lebih luwes, happy, mau main sama Kakak-kakaknya dan ceria. Sera malah kebalikannya, cenderung diam dan pasif. Di tengah permainan saat melempar koin ke keranjang Sera sempat nangis karena gagal memasukkan koinnya. Walaupun begitu, dia tetap mau meneruskan permainan sampai akhir.
Ternyata mengapa Mika lebih ceria di Jejakecil karena sudah kenal lingkungan dan ikut beberapa kali kegiatan. Meskipun begitu, kata Citra waktu dua kali pertemuan awal, Mika sama sekali tidak mau ikut permainan yang ada di sana. Maunya main sendiri tapi sekarang malah ketagihan dan nanya terus ke ibunya kapan main ke Jejakecil lagi.
Ada kejadian lucu waktu anak-anak ditanya tentang cita-cita mereka. Jawabannya pastinya khas anak-anak. Ada anak yang ingin jadi Ninja, Superman, Dokter, atau Spiderman. Kalau Sera bilangnya ingin jadi Piano (mungkin maksudnya Pianis kali ya?!), sedangkan Mika bilang ingin jadi Jeruk. Hahaha.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 jam ini cukup fun buat anak-anak. Recommended deh, kalau saya tinggal di Bandung lagi pasti sering main ke sini.
Tips main di Jejakecil- Bawa baju ganti, karena ada kegiatan yang bisa jadi main kotor-kotoran.
- Bawa topi, air minum dan cemilan anak (penting banget ini).
- Datang tepat waktu supaya anak bisa punya cukup waktu untuk beradaptasi dulu dengan lingkungan baru.
- Pakaikan anak baju dan sepatu nyaman sebab kegiatan di area outdoor.
- Jangan paksakan kegiatan/permainan pada anak. Biarkan anak mengikutinya secara alami.
Rumah Bermain Jejakecil
SMS/WA: 08218002150
Jl. Bukit Dago Utara I no. 13 Bandung
FB: Rumah Bermain Jejakecil
IG: @jejakecil