Hai, Assalamualaikum.. Apa kabarnya teman-teman?! Semoga baik dan sehat semua ya di pertengahan bulan Ramadhan. Pas banget momen puasa ini mood nulis lagi bagus, bangkit dari tidur panjangnya, he-he-he. Kan namanya juga moody blogger 😀 Kali ini saya mau berbagi cerita gimana saya berusaha mencintai diri sendiri dan bangkit dari overthinking bertahun-tahun. Yap inilah 8 Tips Self Love bikin Ibu lebih Bahagia versi mameh.
Apa kamu sudah mencintai diri sendiri (Self-love)? Lalu seberapa banyak rasa cinta buat diri sendiri?
Mungkin teman-teman akan menjawab iya, sudah melakukannya. Namun sudah yakin nggak nih tulus mencintai diri sendiri tanpa syarat apapun? Hmm, mungkin ini perlu ditanyakan lagi 😛
Self love atau mencintai diri sendiri artinya kamu menerima diri sendiri apa adanya, memperlakukan diri dengan baik, dan mencintai diri sendiri dalam setiap prosesnya.
Mencintai diri sendiri lebih dalam daripada sekedar merawat atau memperhatikan diri sendiri.
Bentuk dan cara mencintai diri melibatkan fisik, kognitif, emosional juga spiritual sebagai sesuatu yang tak terpisahkan. Misalnya saat kita memilih makanan sehat untuk tubuh akan sama pentingnya dengan memaafkan sendiri atau meluangkan waku untuk hobi favorit.
Selain itu, mencintai diri sendiri juga berarti menaikkan skala prioritas kebutuhan diri lebih utama dibandingkan siapapun. Contohnya seorang ibu yang sudah mencintai diri sendiri akan mendahulukan memenuhi 'panggilan jiwanya' sebelum meladeni keperluan keluarganya. Karena bila tangki cinta diri ibu sudah terpenuhi maka ia akan siap menghadapi keganasan dunia 😉
8 Tips 'Self Love' buat Ibu Lebih Bahagia
Inilah 8 Tips Self Love yang saya sarikan berdasarkan pengalaman pribadi juga beberapa sumber:
1. Memaafkan Diri
Tindakan Self-Love pertama yaitu memaafkan diri sendiri. Hal penting namun pada kenyataannya sering terlupakan. Berilah maaf pada diri untuk semua kesalahan masa lalu yang berujung penyesalan. Memaafkan diri merupakan hadiah terindah yang bisa meringankan beban yang selama ini menyesakkan dada. Setelah memaafkan, berilah kesempatan memperbaiki diri kemudian fokus pada perbaikan itu.
2. Memuji diri Sendiri
Sebelum berikan pujian diri sendiri, cari hal yang menurut kita layak diacungi jempol. Karena pujian di sini merupakan pujian tulus untuk setiap usaha yang sudah dilakukan. Misalnya “Aku keren sudah berani melawan takut menyetir mobil.” “Aku hebat untuk bangun paling pagi dan berjuang di rumah tanpa henti.” “Aku istimewa karena anak-anakku menginginkanku” dan lain sebagainya. Lakukan ini di pagi hari sambil tersenyum insyaAllah menambah kekuatan diri.
3. Fokus pada support sistem
Support system merupakan orang-orang yang ada pada saat kamu sulit, yang selalu hadir untuk mendukungmu atau memberikan saran. Bisa siapa saja, suami/pasangan, teman, orangtua, keluarga, professional (terapis/psikolog), bos/atasan atau siapapun. Untuk melawan pikiran negatif, ingatlah saran atau nasihat dari mereka yang membuat diri aman, nyaman, membuat mental semakin kuat dan percaya diri.
4. Fokus pada yang bisa kamu ubah/kendalikan
Kita tidak bisa mengubah takdir tapi bisa mengendalikan apa yang bisa dikendalikan. Contohnya saat menghadapi anak yang sensitif karena faktor keturunan (genetik) itu nggak bisa diotak-atik. Alih-alih mengubah, coba ubah respon kita dengan belajar sabar, mendengarkan, dan mengendalikan amarah. Latihlah setiap hari apa yang bisa kita lakukan.
5. Self Talk: Menemukan apa yang paling membuatmu senang dan tidak
Dialog dengan diri yang seharusnya paling menyenangkan. Ajukan pertanyaan siapa diri kita mulai dari masa kecil, "Apa sih cita-cita kita waktu kecil dulu?", "Makanan favoritku yang bikin semangat belajar waktu SMA tuh apa ya?!". Atau misalnya kelucuan apa yang pernah dilakukan waktu kuliah bersama teman. Dengan mengingat-ingat siapa diri kita berguna supaya nggak kehilangan jati diri.
6. Melakukan apa yang disukai
Just do it! Seperti semboyan logo sepatu terkenal itu lho. Lakukan apapun yang kamu sukai. Entah itu olahraga, memasak, menyanyi di kamar mandi, makan makanan favorit, menggambar, bercerita dengan teman, hangout, menyetir sendiri. Apapun! Luangkan waktu untuk menyalurkan hobi favorit biar mood naik.
7. Merayakan keberhasilan kecil
Membeli kado untuk diri sendiri atas keberhasilan kecil juga nggak dosa, lho! Bisa dari yang semangkok mie, belanja baju, atau ke salon. Menghadiahi untuk keberhasilan tersebut bakal menambah rasa kepuasan juga penghargaan diri.
8. Membuat daftar syukur
Tips terakhir, nggak ada yang paling membuat diri bahagia selain bersyukur. Membuat daftar syukur akan memfokuskan pada apa yang kita miliki saat ini sekaligus mengurangi overthinking. Apa saya yang perlu disyukuri? Kesehatan, rezeki, kemampuan materi, masih dikelilingi orang baik, keluarga yang mendukung, dan seterusnya. Bisa juga meresapi rasa syukur dengan membandingkan mereka yang tidak ‘seberuntung’ kita.
Akibat kurang mencintai diri sendiri
Pernah nggak sih setelah punya anak tiba-tiba merasa kehilangan diri, marah-marah sama diri sendiri, sedih campur bingung mau kemana arah hidup, atau punya perasaan insecure setiap waktu? Kalau jawabannya iya, berarti kita sama.
Setelah hampir 12 tahun menjadi seorang ibu, hari-hari diliputi perasaan-perasaan yang silih berganti. Saya sering marah, takut, tidak bisa tidur, sedih campur kecewa, sampai pernah takut bertemu orang. Sejak jadi ibu pikiran negatif lebih sering muncul dan overthinking sama hal sepele 🙁
Berdasarkan artikel Psikologi, beberapa ciri kurang mencintai diri sendiri diantaranya: sering menyalahkan diri sendiri, tidak percaya diri, sulit berkomunikasi dengan orang lain, cemas atau insecure dan sering mengalah untuk orang lain.
Yap, ternyata saya kena sindrom kurang mencintai plus menyayangi diri sendiri.
Sejujurnya saya secara sadar mengabaikan perasaan kebahagiaan saya sendiri lalu memilih selalu memprioritaskan keluarga. "Ah biar deh yang penting anak-anak dan suami sehat-sehat.." batin saya saat itu. Tapi rasa-rasanya nih, setiap ibu akan melakukan hal yang sama bukan?!
Padahal dalam suatu penelitian kita nggak boleh mengabaikan kebahagiaan diri sendiri lho.
Bila sampai pengabaian diri terjadi maka bakal timbul hal merugikan selain buat dianya juga orang di sekitarnya.
Manfaat "Self Love" untuk Ibu
Supaya suasana rumah selalu menyenangkan seorang ibu butuh kewarasan maksimal. Peran ibu sangat amat penting demi keutuhan rumah tangga. Maka dari itu jangan sampai ibu lupa mencintai dirinya sendiri.
Saya belajar mencintai diri sendiri lagi setelah sakit asam lambung dan perlu dilarikan ke UGD. Di situ saya sadar terlalu memporsir diri sendiri, sampai nggak memikirkan panggilan jiwa. Waktu sedang lelah, butuh me-time, melakukan kegiatan yang disuka, apapun buat diri sendiri saya cuekin aja. "Ah bisa kok, masih bisa.. Yok bisa yok.." Lebih parahnya lagi, saya nggak mau membebani paksu kalau mau mengeluh ini itu.
Dulunya saya pikir saya hebat, ternyata yah terlalu memaksakan diri. Akibat cemas tinggi alias stress, asam lambung naik, cuzz deh RS...
Something went wrong here.. I have to fix this :'(
Sejak saya pulih dari sakit, saya belajar mencintai diri lebih baik lagi terutama fisik. (Anak asam lambung musuhan dulu sama pedas, asam dan overthinking). Juga menerapkan beberapa acts of love mencintai diri sendiri seperti di atas. Alhamdulillah keadaan saya jauh lebih fresh dan juga happy sekarang. Stress sudah jauh berkurang dan paling penting saya sudah lebih nyaman curhat sama paksu. Ya iya lah dia yang nemenin selama di RS, kasian lihat si mameh.. He-he-he..
Perumpamaan mencintai diri itu...
Seperti saat kamu jatuh cinta pada seseorang, kamu menjadikan dia prioritas dalam hidupmu, memperhatikannya, memberikannya yang terbaik, menolerasi kesalahannya, dan akan memaafkannya.
Seseorang yang sudah berhasil memperlakukan diri sendiri lebih baik memiliki rasa hangat dan nyaman dalam diri, ringan dalam melangkah, perasaan lebih puas serta lebih bahagia 🙂
Gimana nih dengan pengalaman Self Love Teman-teman?!
Terima kasih sudah menyimak, sampai ketemu di postingan lainnya.
Wassalamualaikum.