Halo, assalamualaikum Teman-teman.. Mumpung mood nulis Si mameh lagi menggebu, yuk lah gass keun. Masih bulan April gini mau posting tentang keperempuanan aja deh, pas sama tema di bulan lahirnya Ibu kita Kartini. Kali ini saya mau review buku Sister Fillah karya Kalis Mardiasih. Yang penasaran sama isu feminis versi muslimah yuk merapat, biar gak kuper-kuper amat 😉
Buat saya pribadi, entah sejak kapan, saya ter-Kalis-Kalis aka kena virus Kalis Mardiasih 😀 Saya terobsesi dengan tulisan-tulisan di caption IG dan reels Mbak Kalis Mardiasih. Sejak follow di Instagram, baca postingan beliau menjawab isu-isu keperempuanan yang menurut saya, "Woow".
Ih, ini mah gue banget!
Kenapa? Ya karena lewat tulisan mbak Kalis yang kritis, jeli, berani, mindblowing, menggebrak, pokoknya bikin gemes sendiri. Seolah-olah apa yang mbak Kalis ungkapkan mewakili jeritan hati ini seputar isu-isu ke-perempuan-an.
Buku Gaul Perempuan Muslimah Jaman Now
Impresi pertama buku ini sampulnya lucu dan ketebalannya lumayan bisa dibaca sekali duduk (catatan: gak bisa disambi momong anak ya, Bund :P). Desain cover paduan antara lilac dengan list ungu gelap yang manis. Menurut Psikologi warna, arti warna lilac melambangkan feminin dan elegan. Warna yang mewakili perempuan hangat, manis dan tenang.
Rasanya dari desain sudah cukup menggambarkan kalau buku ini ditujukan untuk makhluk Tuhan yang spesial seperti kita ya nggak sih. He-he-he.
Si penulis yaitu mbak Kalis Mardiasih, seorang wanita berhijab dan berkacamata yang aktif menulis buku, juga kontributor di media elektronik seperti Mojok.co dan media sosial termasuk di Twitter, IG, dan YouTube. Isu yang Kalis angkat banyaknya membahas tentang kesetaraan gender, perempuan dan Islam.
Memiliki latar belakang keislaman dari kalangan Nahdatul Ulama (NU), Kalis mengkaji tafsir-tafsir perempuan. Sebagai contoh ada pendapat ulama yang berisi larangan perempuan berkiprah di luar rumah. Malah mengharamkan perempuan bekerja atau berkiprah di luar rumah 🙁
Hal-hal seperti ini yang mengganggu Kalis sampai kemudian ia berjuang keras untuk mengkonfrontasi pandangan semacam tadi. Karena Islam yang ia pelajari sangat menjunjung tinggi peran perempuan, kesetaraan juga hak perempuan atas kontribusinya di luar rumah.
Nah, karena tertarik dengan 'perjuangan' Kalis tersebut akhirnya saya beli buku keempat beliau, “Sister Fillah: You’ll Never be Alone.”
Sebetulnya buku ini sudah cetak ulang beberapa kali. Buku paling terakhir ini ganti cover menjadi lebih unyu dan menggemaskan desain oleh mbak Puty Puar. Luar dalam sudah mantap, makanya saya nobatkan Sister Fillah jadi buku gaul muslimah jaman now *prok prok*
Sister Fillah: You'll Never be Alone
Sensasi pertama awal membaca si buku unyu ini dahi langsung mengernyit. Hmm, kayanya dugaan saya salah deh isi buku gak semanis luarnya. Misalnya dalam prolog awal buku langsung bahas mempertegas kembali kedudukan perempuan dalam agama Islam. Mantap.
Bila perempuan muslimah bertanya kedudukannya, maka jawabannya adalah setara. Sebagaimana laki-laki, perempuan pun memiliki kedudukan sama sebagai khalifah fil ardh (pemimpin di muka bumi) seperti dalam Quran Surat Al Ahzab ayat 35 yang memiliki arti:
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki- laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Surat Al-Ahzab Ayat 35)
Sampai sini, berdasarkan dalil sudah jelas dalam Islam tidak ada bedanya dan tidak ada kesenjangan laki-laki dan perempuan dalam beribadah maupun kedudukannya di mata Allah Swt 😉
Oke lanjut, mbak Kalis di awal buku menulis tentang 10 pengalaman perempuan yang harus kita pahami. Kesepuluh pengalaman itu dibagi 2 yaitu 5 pengalaman biologis dan 5 pengalaman sosial sebagai perempuan.
5 Pengalaman Biologis Perempuan | 5 Pengalaman Sosial Perempuan |
Menstruasi | Stigmatisasi |
Hamil | Marginalisasi |
Melahirkan | Subordinasi |
Nifas | Kekerasan |
Menyusui | Beban ganda |
Berdasarkan 10 pengalaman perempuan tadi, Kalis mengungkapkan pentingnya memahami ada pengalaman sebagai perempuan (baca: kodrat) yang tidak dimiliki laki-laki. Perempuan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, nifas serta menyusui.
Lalu dalam pengalaman sosialnya, perempuan mengalami stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan dan peran ganda. Hal-hal tadi masih sering terjadi pada perempuan, dan ini merupakan bentuk kezaliman. Seharusnya jangan sampai terjadi sebab bertentangan dengan kehendak Allah Swt (Hal. XVI).
Intinya dalam buku ini Kalis melawan, berjuang atas segala bentuk 'kezaliman' terhadap perempuan yang kerap kali disudutkan. Dia bertindak dan membela untuk perempuan yang mengalami kelima pengalaman sosial tersebut.
Mungkin karena alasan ingin membersamai perjuangan perempuan-perempuan muslimah demi kesetaraan perempuan yang berasaskan keadilan dan kemanusiaan, Kalis memberi judul buku ini Sister Fillah: You'll Never be Alone 😀
Dari Perempuan untuk Perempuan
Dalam buku setebal 167 halaman ini berisi 30 topik keperempuanan satu sama lain bisa dibaca terpisah. Ada artikel yang pendek, atau setengah pendek. Tapi semua bacaan isinya berat-berat, menurut saya sih begitu. Habis baca langsung lapar. Hahaha.
Topik artikel di buku ini sangat dekat dengan isu sehari-hari yang biasa kita temui. Dari bahasan mulai kecantikan, kehamilan dan menyusui, wanita karir atau soal menjadi ibu rumah tangga, dan masih banyak lagi. Kalis membahasnya dengan apik nan pedas, meningkatkan kesadaran kita lah sebagai perempuan.
Contoh lain soal stigma pelakor, perempuan yang merebut suami orang? Mengapa tidak sebaliknya ada istilah pebinor alias perebut bini orang? Padahal perselingkuhan dilakukan oleh dua orang. Tapi mengapa perempuan-nya saja jadi sasaran stigma? Kalis juga membahasnya dalam buku Sister Fillah.
Miris memang, kita semua sadar pada kenyataannya kesetaraan gender itu masih harus diperjuangkan oleh perempuan itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya tokoh-tokoh perempuan hebat yang mau bersuara tentang perempuan. Kita pun, juga bisa kok dengan sama-sama mendukung isu keperempuanan.
O ya, penulisan buku ini juga didasari oleh pengalaman dan penghayatan Kalis Mardiasih saat ia kecil. Bagaimana dia dibesarkan oleh ayah dan ibunya yang punya beda pola asuh. Karena sosok Ibu yang menjadi kekuatannya menulis buku ini. Kalis melihat ibunya pernah di posisi sulit hingga susah untuk mengembangkan dirinya, terkungkung hanya karena ia seorang perempuan. Untuk itu ia bangkit dan menggugat keadilan untuk para wanita yang sedang berjuang di sana.
Akhir kata, buku ini layak dibaca di hari Kartini bulan April ini sih. Buat wawasan sebagai muslimah, kita tidak perlu takut bekerja, berkarya di luar rumah hanya karena kita perempuan muslimah. Justru kita harus saling mendukung karena Islam itu mudah dan memudahkan.
Kamu sempurna menjadi perempuan
Kamu tidak memerlukan validasi
ukuran-ukuran orang lain
untuk sempurna menjadi perempuan