7 Hal yang Aku Syukuri sebagai Ibu

Assalamualaikum…

Nggak terasa, sudah hampir 14 tahun aku menjalani peran sebagai ibu dari tiga anak. Dalam perjalanan ini, banyak sekali momen yang datang dan pergi, mengajarkan banyak hal, dari yang penuh tawa sampai yang menguras air mata. Dan kalau boleh jujur, ada beberapa hal yang sampai hari ini masih membekas hangat dalam hati. Momen-momen sederhana yang ternyata diam-diam bikin kangen.

Di tulisan ini, aku ingin berbagi 7 hal yang paling aku syukuri dan rindukan sebagai seorang ibu. Siapa tahu kamu juga pernah merasakannya…

🙂 Pain is GAIN - Melahirkan yang mengubah segalanya

Melahirkan itu pengalaman yang nggak akan pernah bisa dilupakan juga mengubah segalanya. Rasanya seperti... bertaruh nyawa di ujung hidup, tapi di waktu yang sama juga merasakan puncak kebahagiaan. Semua sakit saat kontraksi, perjuangan mengejan, hingga rasa lega setelah bayi lahir -- itu semua nggak tergantikan.

Begitu anak pertama lahir, bukan cuma dia yang lahir ke dunia. Aku juga lahir kembali sebagai seorang ibu. Cinta baru mengalir ke dalam tubuh ini, melekat ke setiap detak jantung dan denyut nadi untuk satu jiwa kecil yang hadir lewat rahimku.

🙂 Suara Tawa Anak-anak yang Selalu Dirindukan

Mendengar suara tawa mereka itu... candu banget. Kadang karena hal remeh, kadang karena celetukan yang absurd banget, atau sekedar bunyi aneh dari tubuh (sendawa atau kentut) yang bikin kami tertawa bareng.

Aku juga sering jadi badut kecil mereka, sengaja ngelucu biar bisa dengar mereka ketawa. Nggak jarang sampai perut sakit, gigi kering, tapi hati hangatnya luar biasa. Itu yang momen bikin hidup terasa penuh. Best moment ever.

🙂 Saat mereka nge-treat kita

Pekerjaan rumah kadang terasa nggak ada habisnya. Tapi pernah nggak sih kamu pas lagi capek-capeknya, terus anakmu datang dan bilang, "Mameh capek? Mau dipijitin nggak? Mau dibantuin apa?"

Duh rasanya kayak menang dorprize!

Anak-anak pernah rebutan mijit aku, ada yang bagian kaki, ada yang punggung, bahu, "Aku mau mijit mamehh.. Iih aku jugaa.." Ujung-ujungnya nangis karena rebutan. Lucu, heboh, tapi itu momen yang sekarang bikin aku kangen banget.

🙂 Melihat anak-anak sopan dan santun

Sebagai ibu yang (aku akui) lumayan cerewet, aku selalu tekankan pentingnya akhlak. Dan saat aku lihat mereka spontan bilang "makasih" ke kasir, salim ke orang yang lebih tua, atau membungkuk sopan saat lewat -- rasanya hati ini meleleh.

Aku tahu, di dunia luar sana penuh tantangan. Tapi aku cuma ingin anak-anakku tumbuh jadi manusia yang tahu cara menghormati orang lain. Itu saja sudah cukup.

🙂 Waktu diskusi tentang apa saja

Aku paling senang ketika mereka datang ke aku buat cerita -- tentang hal lucu di sekolah, tontonan di Youtube, obrolan sama teman mereka, atau bahkan hal-hal kecil yang mereka pikirkan.

Karena aku suka jadi tempat mereka datang. Rasanya dihargai, dipercaya, dan dibutuhkan. Semoga nanti, kalau mereka sudah besar dan punya pasangan, aku masih jadi tempat cerita. Nggak apa-apa deh kalau cuma nomor dua. He-he...

🙂 Koleksi Kenangan anak-anak

Aku bukan tipe ibu yang hobi beli perhiasan atau barang mahal. Tapi aku koleksi surat-surat kecil dari anak-anak, gambar tempelan, rambut bayi, bahkan.. puput pusar dan kulit sunat si bungsu. Aneh? Bisa jadi. Tapi buatku itu harta berharga.

Aku harap setiap kali buka kotak kecil itu, rasanya langsung terlempar ke masa-masa mereka masih bayi. Masa dimana pelukannya penuh, pipinya montok, dan tangisnya masih jadi lagu harian. Ah, waktu cepat sekali berlalu, ya...

🙂 Jalan-jalan sama anak-anak

Setuju nggak Bu, kalau waktu terbaik sama anak-anak itu saat kita jalan-jalan bareng? Nggak harus ke tempat mewah, cukup ke taman, naik motor bertiga, atau sekedar beli jajanan sore bareng.

Anak-anak yang tumbuh dengan memori indah masa kecil biasanya tumbuh jadi pribadi yang bahagia dan penuh percaya diri. Itulah kenapa aku selalu ingin menjadikan momen jalan bareng mereka sebagai kenangan yang terus mereka bawa ke masa depan.

🙂 Bonus: Mendengar anak-anak mengaji

Ini momen yang selalu bikin hati adem. Saat mendengar anak-anak melantunkan ayat suci Al-Qur'an -- entah itu lancar atau masih terbata-bata -- rasanya seperti ada angin surga lewat.

Mengajarkan mengaji pada anak-anak juga punya tantangan tersendiri. Dari tips ini mengajarkan untuk sering mendengarkan lantulan ayat Al-Qur'an sejak bayi. Kemudian memasukkan mereka ke tempat belajar Al-Qur'an (TPQ).

Kita tahu, waktu bersama mereka nggak akan abadi. Tapi semoga ilmu agama mereka bisa jadi bekal terbaik untuk masa depannya.. dan jadi amal jariyah buat kita, orangtuanya kelak.

Penutup

Dari semua hal ini, aku cuma bisa bilang: terima kasih ya Allah, karena Engkau memberiku kesempatan menjadi seorang ibu.

Buat temen-temen yang masih menanti kehadiran buah hati, aku doakan semoga Allah Swt segerakan. Dan untuk kita semua yang sedang atau sudah menjalani peran sebagai ibu -- semoga kita selalu diberi kekuatan, keikhlasan, dan cinta yang tak pernah habis untuk membersamai emreka tumbuh menjadi manusia terbaik.

Kalau kamu merasa relate sama tulisan ini, yuk sharing juga...

Apa momen kecil yang paling kamu syukuri sebagai ibu?

Salam cinta dari mameh, Wassalamualaikum...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *