Blog post kali ini berasal dari draft yang ditulis sekitar hampir 2 tahun lalu. Daripada berjamur kelamaan di draft lebih baik diposting aja, siapa tahu berguna buat Teman-teman yang sedang butuh materi serba-serbi tentang bully. Lagipula, pematerinya dari sosok yang hmm masyaAllah menurutku ilmu parenting-nya kekinian. Beliau adalah Ustadz Bendri Jausiyurrahman. Udah pada kenal belum?
Sebelum Corona datang menghancurkan negara api, Ustadz Bendri hampir selalu sibuk mengisi kajian-kajian di masjid dan sekolah-sekolah seputar Jabodetabek. Udah terkenal deh, kalau ada Ustadz Bendri di seputar Bintaro langsung emak-emak gercep saling ajak ikut kajian. Soalnya se-bermanfaat itu. Tempat kajian penuh sama emak-emak muda kaya saya ini (ehek).
Apa yang menarik dari kajian Ustadz Bendri bahasannya seputar parenting, psikologi, yang dikaitkan dengan ilmu agama. Beliau juga merupakan penulis buku parenting berjudul, "Fatherman" jilid 1 dan 2 yang isinya recommended dibaca khususnya buat suami/ayah. Gaya tulisannya berima, lucu tapi mak jleb isinya. Untuk buku Fatherman ke-2 dalam bentuk PDF bisa diunduh di www.fatherman.id secara GRATIS. Nah siapa gak suka gratisan, sok atuh meluncur ke web nya.
Bagi Teman-teman yang mau bersilaturahim dengan beliau boleh main ke IG nya @ajobendri.
Ngomong-ngomong tentang Ustadz Bendri, teman-teman saya pernah cerita katanya sering terharu waktu dengan kisah hidup Ustadz. Setiap ceramah beliau kadang menyisipkan sepotong cerita masa lalu yang kelam. Konon dulu, Ustadz anak yang susah diatur, nakal, dan pemberontak. Pokoknya sikapnya betul-betul menguji kesabaran orangtua. Sampai satu waktu sang ayah mau menghajar Ustadz muda akibat sudah nggak bisa menahan kesal. Sementara itu emaknya (panggilan beliau untuk ibu) rela jadi tameng. "Kalal mau pukul Bendri, pukul saja aku" kata emaknya. Sejak saat itu, Ustadz Bendri berubah total jadi a good boy berkat kesabaran emaknya.
Alhamdulillah pemukulan nggak sampai terjadi. Kalau ingat masa-masa itu katanya Ustadz sering meneteskan air mata menyesali perbuatan sekaligus menyadarkannya. Kemudian Ustadz Bendri berpesan buat para ibu, betapa kuat kekuatan doa dan kesabaran seorang ibu. MasyaAllah merinding jadinya.
So, emak-emak yuk langsung aja dibaca materi dari Ustadz Bendri tentang bully. Kajian ini dilaksanakan di Masjid Raya Kebayoran Residences Bintaro pada hari Kamis, 18 April 2019. Materi ini bagus, bercerita tentang asal mula bully dan kaitannya dalam al-quran. Semoga bisa mencerahkan dan menambah ilmu. Aamiin Ya robbal alamiin.
Hidup Indah Tanpa Bullying
Awal ceramah Ustadz Bendri bercerita jika bully merupakan bagian dari tanda-tanda kehancuran bangsa. Waduh, baru mulai ceramah sudah dibikin deg-degan gini. Kok bisa bully ada kaitannya dengan bangsa?
Perumpamaannya sebuah bangsa kuat memiliki penduduk yang bersatu, kokoh, juga saling menghormati antara satu sama lain. Bila semua warga negara punya ikatan kuat/solid akan meningkatkan ketahanan bangsa tersebut. Begitu pun sebaliknya, warga yang mudah tercerai berai, gampang terprovokasi, dengan mudah bisa diadu domba sampai menyebabkan keruntuhan bahkan kehancuran.
Kemudian Ustadz menuturkan berdasarkan riset seorang ahli temukan beberapa tanda kehancuran bangsa, seperti:
- Ketika budaya kekerasan melanda (baik itu kekerasan verbal maupun non verbal)
2. Rusaknya bahasa yang dapat merusak identitas asli suatu bangsa
3. Hilangnya respek (empati)
Menurut Ustadz Bendri, Bullying merupakan satu mata rantai yang tidak bisa dipisahkan dengan penyebab lainnya.

"Bully merupakan tanda kehancuran suatu bangsa"
-Ustadz Bendri
Dasar orang menjadi pembully
Ada beberapa penyebab menurut Ustadz Bendri mengapa seseorang menjadi pembully, diantaranya:
- Karena dia senang menghina atau meninggikan diri (sombong) seperti iblis. Dia merasanya dirinya lebih baik dari orang lain.
Sebagaimana tertulis di al-quran iblis sudah mencontohkan, akibat kesombongan maka dia diusir dari surga. Iblis merasa dirinya terbuat dari api tidak sudi bersujud untuk nabi Adam yang berasal dari tanah. Allah SWT marah pada iblis lalu menghukumnya.
Sikap merasa diri lebih baik dari orang lain, sehingga ia berperilaku buruk pada orang lain jadi akar perilaku bully. Sombong karena merasa lebih cantik/ganteng, lebih kaya, lebih pintar, dan lebih-lebih segalanya.
2. Anak-anak yang mencari perhatian dengan merendahkan orang lain.
Ada juga anak-anak yang melakukan bully karena alasan 'iseng' atau sekedar ikut-ikutan. Mereka mencari perhatian dengan melakukan perbuatan buruk pada orang lain juga merendahkan mereka.
Seperti contoh mengejek anak yang disabilitas, atau kurang dari segi ekonomi. Mengganggu dan mengolok-olok karena kondisi seseorang yang kurang beruntung.
Padahal bila dikaitkan dengan Al-Quran disebutkan bahwa semua manusia di mata Allah Swt sama kedudukannya. Yang membedakan adalah iman dan ketakwaannya.
3. Anak-anak kurang apresiasi, Bapak dan Ibu yang kurang memuji, sikap perfeksionis, tidak menghargai upaya anak.
Dasar orang menjadi pembully yang terakhir yaitu karena anak-anak 'kering' pujian dan kasih sayang. Dalam hal ini Ustadz memberi contoh pada pengasuhan 'Tiger Parenting" dan Pengasuhan "Terserah".
- Pengasuhan Tiger Parenting
Ciri-ciri pengasuhan ini mendidik anak harus lebih unggul dibandingkan yang lainnya sehingga menimbulkan tekanan pada anak. Akhirnya anak terlatih menjadi kompetitor dan melihat orang lain sebagai kompetitor.
Kemudian efek lain TIger Parenting yaitu anak tidak terbiasa berbagi, selalu ingin menjadi orang superior, dan lain sebagainya.
Ujung-ujungnya bullying merupakan sifat dendam, seperti iblis yang ingin menghinakan manusia. Sebagaimana asal istilah kata 'iblis' artinya makhluk yang sangat kecewa.
- Pengasuhan Terserah
Kebalikan dengan pengasuhan Tiger Parenting, pada pengasuhan terserah anak dibebaskan melakukan apapun sesuai kehendaknya. Orangtua tidak memberikan kontrol malah cenderung cuek. Hal ini berbahaya karena anak nantinya tidak bisa dilarang.

Dasar bully:
- Merasa lebih baik dari orang lain
- Mencari perhatian
- Anak kurang apresiasi orangtua
Bertentangan dengan akhlak seorang muslim
Bagaimanapun juga bullying sangat bertentangan dengan akhlak Rasulullah yang sempurna. Seperti contoh Rasulullah menganjurkan orang yang lebih tua harus sayang kepada yang muda, sementara yang lebih muda harus menghormati mereka yang lebih tua.
Kemudian seorang muslim sejati harus mampu menjadikan dirinya sebagai penyelamat dari kejahatan lisan dan tangannya. Seperti dalam arti kata Islam sendiri berasal dari kata 'Salaam' yang artinya memberi keselamatan. Sebaik-baiknya seorang muslim adalah mereka yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Perilaku buruk pada seseorang walaupun hanya ucapan atau ejekan dilarang Allah Swt sebagaimana termaktub dalam Qur'an Surat An-Nisaa ayat 148:
"Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang didzalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
QS An-Nisa:148
Sehingga tidak ada satu alasan pun yang membenarkan perilaku bully dalam agama Islam.
Apa penyebab perilaku bully?
Bully dalam Psikologi berkaitan dengan pola asuh di awal masa kanak-kanak. Pada masa ini merupakan fase penting pembentukan kepribadian anak. Baik atau tidaknya seorang anak berawal dari pengasuhan orangtuanya. Bila seorang anak dibesarkan penuh cinta dan kasih sayang kelak ketika ia besar akan memiliki kepribadian yang baik. Begitupun sebaliknya, anak yang berperilaku buruk berhubungan dengan pola asuh buruk saat ia kecil.
Sebagai contoh seorang anak diperlakukan kasar oleh orangtua sampai menimbulkan trauma. Sehingga ketika besar ia melampiaskan perasaan marah dan kecewanya kepada orang lain dengan melakukan kekerasan serupa.
Cara menghadapi Bully pada anak-anak?
Bila menghadapi kasus anak kita yang menjadi pembully ataupun korban bully ada dua hal bagaimana kita dapat menolong mereka, yaitu:
Pembully -----> mengembalikan ke jalan lurus
Korban bully -----> memulihkan fisik dan psikisnya
Beberapa cara menghadapi perilaku bully di antaranya:
- Perbaiki bahasa
Dalam sebuah hadits yang berbunyi, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah.. Berkatalah yang baik (Qoulan Karima)."
Intinya hadits ini mengatakan kata-kata yang baik sebagai tanda orang yang bertakwa. Bila kata-kata (bahasa) seseorang rusak maka rusak pula perilakunya.
Ajarkan kepada anak-anak menggunakan bahasa yang baik dalam berkomunikasi. Caranya dengan sering membacakan buku cerita pada mereka sesering mungkin. Dengan demikian anak punya kosakata dan mampu membentuk tata bahasa yang baik.
2. Jadikan diri kita pembawa keselamatan bagi orang lain
Seseorang muslim sejati ialah mereka yang selamat atau membawa keselamatan dari kejahatan lisan dan tangannya. Artinya, ia akan menjaga sebisa mungkin perilakunya agar tidak merugikan orang di sekitarnya.
Ajak anak-anak selalu mengingat makna Islam sebagai agama keselamatan dengan cara menolong orang di sekitar. Kemudian saling berbagi pada mereka yang kurang beruntung dan lain sebagainya.
3. Isi tangki cinta anak-anak
Poin yang terpenting mencegah anak berperilaku buruk adalah selalu isi 'tangki cinta' anak-anak. Dengan cara memeluk mereka, mencium, mengusap kepalanya, berikan pujian membangun, berterima kasih atas usaha mereka dan bercanda.
Bila tangki cinta anak-anak penuh, mereka tidak akan mencari perhatian dengan berbuat sesuatu yang buruk. Sebaliknya mereka akan tumbuh sebagai anak yang penuh cinta dan kasih sayang serta memiliki rasa percaya diri tinggi.
Rasanya masih banyak yang ingin dibahas dalam bab bully ini. Namun karena keterbatasan waktu Ustadz hanya menyampaikan sedikit dari serba-serbi bully pada anak-anak. Semoga lain waktu ada kesempatan mengulik tentang bully dengan durasi lebih lama lagi. Hehehe.
Blog posting ini harus diakhiri sampai di sini ya teman-teman.. Terima kasih sudah menyimak sampai akhir.
Sampai bertemu di postingan selanjutnya 😉